Cipro Quantum ? Apa itu ?
Ya, Cipro Quantum adalah salah satu bimbingan belajar yang terletak di daerah Kalimalang. Kenal Cipro Quantum bukan dari brosur- brosur di sekolah , bahkan awalnya gue nggak tau tempatnya dimana. Gue tau bimbel ini dari seorang guru yang eksis banget di 61, namanya bu Ana.
Pas kelas 3 SMA, wajib dong seorang siswa untuk mencari tempat bimbel, awalnya gue sama hesti bingung mau bimbel dimana. Datanglah Iven, Kamil, Tria, dan Yani yang menyarankan kalo mendingan kita bimbel di Cipro. Alasannya apa ? Karena ada Bu Ana. Alasannya hebat nggak tuh ? Emang siapa sih bu Ana ? Bu Ana adalah salah satu guru yang di perintahkan untuk mengajar di 61 untuk mengajarkan pelajaran- pelajaran di luar dari guru- guru wajib 61. di kelas 2, gue di ajar bu Ana pelajaran Penelitian (lupa gue pelajarannya apa) tapi itu pelajaran kayak buat skripsi. Kita harus survei pakai Questioner, dll. Awalnya gue benci banget nih sama pelajaran, dan terpaksa kuesioner yang gue buat , gue manipulasi hasilnya , Tapi Alhamdulillah nilainya tetap bagus. Bu Ana adalah satu dari sedikit guru yang mau membeli dagangan murid 61 DI DALAM KELAS. bayangkan saja ? kelas 2 kan lagi zaman- zaman bikin acara, jadi banyak anak yang jualan.
Balik lagi ke Cipro, akhirnya gue datang nih ke Cipro, dan bertemu dengan Mbak Was, Siapa lagi ini Mbak Was ? Mbak Was adalah salah satu karyawan Cipro yang mengurusi masalah pendaftaran hingga pembayaran siswa, tapi kalo untuk urusan Nagih- nagih bayaran anak- anak, nggak pantes deh. Kalo perawakannya mirip debt Collector sih oke- oke aja, tapi ini jauh. Mbak Was itu ngefans banget sama Pak Antasari Azhar, pas dulu lagi zaman- zamannya dia ditangkap, dia mungkin adalah orang yang berdiri paling depan untuk membela pak Antasari Azhar setelah istrinya, setidaknya itu yang gue liat di Cipro. Dia sampai Sholat buat doain Pak Antasari. Keren Nggak tuh, jadi wajar dong kalo Mbak Was itu nggak cocok kalo di suruh nagih- nagihin bayaran murid. Dan setelah gue menyelesaikan masalah pendaftaran dan administrasi, langsung aja kita les.
Anak IPS 61 memiliki kelas khusus, yang hanya terdiri dari anak 61 aja. Terdiri dari gue, Hesti, Iven, Kamil, Yani, dan Tria. Seinget gue. Nah seiring berjalannya waktu, bertambahlah Panji dan Ichi. Setiap pulang dari 61, kita selalu berangkat bareng naik angkot, kecuali Panji dan Ichi yang selalu naik motornya Panji. Sebelum ke Cipro, gue akan ceritakan beberapa kebiasan genk Cipro. Setelah turun dan menyebrang di jembatan Harum, kita langsung beli Es Kelapa Muda, pasti tau lah mereka, mustahil kalo mereka lupa. Setelah itu, jalan sebentar, kita beli Nasi Goreng, apa aja ada, dari mulai yang special sampai yang biasa. Bahkan kita sampai punya no. telpon tukang nasi goreng demi menikmati layanan delivery Service. Bagi yang bosan nasi goreng, di seberangnya ada Ayam Bakar dan Nasi Padang. Pasti pada bingung kan ini pada mau les, atau piknik. Belum lagi kalau udah Di Cipro pingin Mcd. Tinggal telpon aja kita langsung dapet Mcd. just info, Bimbel ini dekat dengan Mcd, Pizza Hut, dan berbagai pusat makanan lainnya. belum lagi kalo istirahat selalu ada ibu - ibu pecel gendong yang datang dengan tujuan agar pecelnya laku, tapi apa daya, hanya kerupuk sarang laba- labanya saja yang habis.
Les di Cipro, kita memiliki banyak guru, dari mulai favorit sampai 'sangat Favorit' (pasti taulah anak Cipro IPS 61). ketemu Bu Ana ? itu pasti. Bahkan bu Ana itu ngajar pelajaran Sejarah, Geografi, dan Sosiologi. Buat di informasikan saja, kita mendapatkan info- info guru 61 itu dari dia, dari mulai ada guru olahraga yang suka sama Bu Ana, ada yang menggerebek kosan bu Ana, sampai yang Sohiban sama Bu Ana.. Kita semua tau. Bu Ana itu tukang gosip, jadi jangan kaget kalo kita semua kayak gini. di posisi guru ekonomi , ada kak Sari. Ini nggak jauh beda lah sama bu Ana, sejenis gitu. Kak sari adalah teman hang-out gaulnya bu Ana. kemana-mana berdua. Efek tukang gosip-nya bu Ana berdampak kepada kita yang sering sekali menggosipkan hubungan percintaan Kak Sari dengan guru- guru Cipro lainnya, dari mulai guru matematika, sampai mas- mas yang tinggal di Cipro. dan ada lagi di posisi guru matematika, adalah bapak- bapak 2, lupa gue siapa namanya. Yang pasti gue nggak akan lupa sama jasa- jasa mereka.
Di Cipro kita tidak hanya belajar dan menuntut ilmu, tapi kita juga tidak akan lelas untuk mencari, bukan mencari pengetahuan, tapi MENCARI MASALAH . Dari mulai berebutan kelas sama anak dari SMA lain, bahkan masalah dengan guru di cipro. semua masalah itulah yang membuat kita solid sampai akhir. Banyak kejadian- kejadian, dari mulai kita di tuduh yang macem- macem sama guru lain, sampai kita diremehkan pun pernah. tragedi Yani nangis pun pernah terjadi di Cipro. itu semua kita tanggapi dengan hati yang pasrah, ya teman- teman. masalah berebutan kelas dengan anak dari SMA lain itu terjadi karena kita itu suka tempatin kelas yang ada di lantai 1, maklumlah , kelas kita itu banyak jajannya, jadi lebih suka di bawah nggak perlu naik turun tangga. bahkan ada yang bilang lebih baik kita dibawah, jadi kan kita nggak berisikin kelas lain, ITU kita terima dengan lapang dada. Nggak ada murid dari sekolah lain yang bertahan lama untuk gabung di kelas kita juga itu Kita terima dengan baik, toh sebuah kelompok yang udah solid, agak sulit untuk dimasuki orang lain kan. Ada banyak kejadian- kejadian kecil yang menghiasi kehidupan kita di Cipro, dari mulai kita lari dari depan cuma buat dapetin kelas lantai 1, kejadian Nasi goreng panji yang diakuisisi oleh anak lain, kejadian hilangnya HP tria, kisah Iven dengan Mas Amin (supirnya), Tangisan Yani, Kisah bu Ana, Istilah- istilah pelajaran yang dibuat Panji, Tentang Kamil, dan masih banyak lagi.
Jadi, gue cuma mau ngucapin terima kasih buat Cipro, yang udah ngasih kenangan buat gue dan teman- teman , dan terima kasih karena telah memiliki peran yang besar dalam perjalanan saya untuk bisa dapetin Universitas yang saya impikan.
Terima Kasih, Cipro Quantum
- Rabu, 26 Mei 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar